Konferensi hacker terbesar di dunia, Defcon, yang berlangsung di Las Vegas, Amerika Serikat, membuka sesi baru yang memungkinkan anak-anak turut serta. Diharapkan setelah mengikuti acara ini, anak-anak yang memiliki skill IT di atas rata-rata dapat lebih terarah dan menjadi 'hacker putih'.
Defcon Kids -- demikian nama acara baru tersebut -- digelar pada 6 dan 7 Agustus 2011. Batasan umur yang diberlakukan untuk bisa mengikuti acara ini mulai dari 8-16 tahun.
Para ABG atau remaja tanggung bisa belajar sekaligus
mendapat tambahan ilmu di acara tahunan tersebut. Mulai dari mengasah kemampuan komputer hingga memperkuat ilmu dalam hal menjaga keamanan dari serangan cyber.
Namun satu hal penting yang juga dimasukkan dalam 'kurikulum' konferensi ini adalah soal etika. Penyelenggara ingin meyakinkan cikal bakal hacker dunia itu mengenai betapa asyiknya menjadi 'hacker putih'.
Tentu saja, gelar 'white hacker' ini berlawanan dengan 'black hacker'. Ketika si peretas hitam terus berupaya melancarkan serangan ke sistem komputer orang lain, 'hacker putih' justru berperan memerangi kejahatan cyber atau merancang sistem keamanan komputer organisasi/perusahaan yang tangguh.
Intinya, acara yang baru pertama kali diadakan untuk anak-anak tersebut ingin mengarahkan pesertanya agar lebih terkontrol. Tujuannya jelas, agar mereka tidak terjerembab kejahatan cyber yang ujung-ujung bakal berurusan dengan pihak berwajib.
"Aktivitas hacking tidak sekadar permainan yang menyenangkan dan menerobos sistem komputer orang lain," ujar seorang remaja 16 tahun yang ambil bagian dalan Defcon Kids.
"Ini mengenai mengamankan diri dan orang-orang di sekitar Anda," lanjutnya, dikutip detikINET dari Reuters, Jumat (24/6/2011).
Defcon Kids -- demikian nama acara baru tersebut -- digelar pada 6 dan 7 Agustus 2011. Batasan umur yang diberlakukan untuk bisa mengikuti acara ini mulai dari 8-16 tahun.
Para ABG atau remaja tanggung bisa belajar sekaligus
mendapat tambahan ilmu di acara tahunan tersebut. Mulai dari mengasah kemampuan komputer hingga memperkuat ilmu dalam hal menjaga keamanan dari serangan cyber.
Namun satu hal penting yang juga dimasukkan dalam 'kurikulum' konferensi ini adalah soal etika. Penyelenggara ingin meyakinkan cikal bakal hacker dunia itu mengenai betapa asyiknya menjadi 'hacker putih'.
Tentu saja, gelar 'white hacker' ini berlawanan dengan 'black hacker'. Ketika si peretas hitam terus berupaya melancarkan serangan ke sistem komputer orang lain, 'hacker putih' justru berperan memerangi kejahatan cyber atau merancang sistem keamanan komputer organisasi/perusahaan yang tangguh.
Intinya, acara yang baru pertama kali diadakan untuk anak-anak tersebut ingin mengarahkan pesertanya agar lebih terkontrol. Tujuannya jelas, agar mereka tidak terjerembab kejahatan cyber yang ujung-ujung bakal berurusan dengan pihak berwajib.
"Aktivitas hacking tidak sekadar permainan yang menyenangkan dan menerobos sistem komputer orang lain," ujar seorang remaja 16 tahun yang ambil bagian dalan Defcon Kids.
"Ini mengenai mengamankan diri dan orang-orang di sekitar Anda," lanjutnya, dikutip detikINET dari Reuters, Jumat (24/6/2011).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar