Cerita soal prestasi anak Indonesia tak ada habisnya.
Setelah penemuan alat bantu bagi tunanetra dan penyaring asap rokok, kini ada
dua siswi SMA yang menciptakan alat pesan makanan digital sederhana. Wow!
Adalah Dini Esfandiari dan Shofi Delaila Herdi, siswa SMA Semesta Semarang, yang menciptakan alat bernama Mini Multi Commander (MMC) tersebut. Sejak tahun lalu, selama lima bulan, keduanya dengan tekun melakukan riset hingga akhirnya mendapat penghargaan Special Awards di ajang International Exhibition for Young Inventors (IEYI) Ke-12 di Thailand.
Kenapa alat itu dibuat? Menurut Dini, selama ini restoran menghabiskan biaya cukup besar untuk kertas pesanan, padahal itu tidak ramah lingkungan dan boros.
"Restoran pengguna kertas rata-rata habiskan Rp 800 ribu buat beli kertas pesanan. Setelah itu pasti bakal dibuang. Kalau alat kami cuma habis Rp 350 ribu itu juga termasuk salah-salah. Kalau diproduksi ulang mungkin lebih murah," kata Dini saat berbincang dengan detikcom, Sabtu (7/7/2012).
Dini menjelaskan secara detail alat tersebut. Pertama soal bahan baku yang terdiri dari tabung kaleng bekas, perekam suara dan lampu LED. Alat-alat itu kemudian dirangkai untuk membentuk sebuah pemesan makanan digital dengan rekaman suara.
"Jadi dari tabung itu ada dua tutup dan disimpan di atas meja. Perekamnya ditaruh di dalam. Kalau ada yang mau pesan, tabung bagian atas dibuka dan ngomong pesanannya," terang Dini soal cara kerja alat.
"Kalau sudah selesai, tabung itu ditutup, maka lampu LED yang nyala. Nanti pelayannya tahu kalau ada pesanan dan bakal ngambil tabung. Buat dengerin pesanan tinggal buka tabung bagian bawah," sambung siswa kelas III SMA itu.
Dini memastikan alat ini hemat dan praktis digunakan di restoran. Efisiensi waktu juga bisa terjaga karena semua pesanan sudah terekam.
Karena itu, para juri di ajang lomba inovasi di Thailand menobatkan karya kedua siswi ini sebagai terfavorit pilihan juri. Mereka mampu menarik hati juri dari Taiwan.
"Mereka mungkin terkesan karena ini sederhana dan bisa jadi alternatif," ceritanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar