Minggu, 02 Oktober 2011

SMANSA RADIO CLUB (SRC) MATARAM: Perjuangan Siswa Yang Di abaikan Sekolah

Lina Permatasari, penyiar terakhir SRC
Guru kencing berdiri murid kencing berlari, kata-kata itu mungkin sangat pantas di sematkan buat siswa/I yang berusaha secara maksimal untuk meningkatkan prestasi  baik akademik maupun non akademik yang di dukung oleh guru dan sekolah. Tapi bagaimana dengan  dengan usaha maksimal siswa/I yang telah meningkatkan prestasi akademik maupun non akademik yang di dukung oleh guru tapi SEKOLAH TIDAK MENDUKUNGNYA???


Itulah yang di alami oleh SMANSA RADIO CLUB MATARAM, radio sekolah yang didirikan dari hasil kerjasama antara guru elektronika waktu itu (Ahmad Fuad, ST) dengan OSIS SMAN 1 MATARAM (Chacha Ghassani). Setelah perjuangan keras chacah ghassani yang didukung oleh osis smansa waktu itu agar di sekolah sman 1 mataram bisa berdiri sebuah  radio sekolah yang bisa menjadi kebanggaan siswa/I dan penghibur di saat jam istrirahat tiba, kini setelah berjalan selama 2 tahun akhirnya terpaksa di tutup di karenakan tidak mendapatkan dana untuk memperbaiki peralatan radio yang rusak total.

Anak-anak smansa yang tergabung dalam SMANSA RADIO CLUB(SRC) telah berusaha dengan maksimal mencarikan dana melalui pembuatan proposal yang di tujukan ke instansi pemerintah dan ke Newmont nusatenggara. Namun hasil yang di dapat dari proposal itu tidak cukup untuk memperbaiki peralatan radio itu. 

Mengharapkan bantuan dari pihak sekolah yang notabenenya tempat radio sekolah itu berada juga tidak mendapatkan hasil sepeserpun, malah yang di berikan sekolah Cuma janji-janji manis mirip janji dari para caleg setiap ada pemilu. 

Tragis memang yang di alami oleh anak-anak radio yang mana kemauan dan kreatifitas mereka untuk memajukan sekolah harus berhenti dengan ketidak pedulian Sekolah yang tidak memberikan dana ( bandingkan dengan pembangunan gapura sekolah yang bisa menelan dana hampir 70 juta). Ternyata sekolah yang banyak dana, besar, megah, unggul dan kebanggaan dari NTB tidak sesuai dengan status yang di sandangnya. Teknologi yang di usung siswa sendiri ternyata Cuma bertepuk sebelah tangan doang. 

Semoga kepala sekolah yang baru nanti bisa lebih peduli terhadap teknologi dan bisa mendukung kreatifitas siswa calon pemimpin masa depan.


Baca juga SUARA HATI SISWI SMAN 1 MATARAM: MELEPAS SMANSA RADIO CLUB  di http://robotikmtr.blogspot.com/

Gapura mewah yg menelan dana hampir 70 juta

2 komentar:

  1. jangan tanya nama saya2 Oktober 2011 pukul 19.56

    rugi bayar sekolah mahal mahal :'(
    RSBI : Rintisan Sekolah Banyak Iuran

    BalasHapus
  2. gak bakal maju kalok masih Kutjrip kepseknya..
    anak Typho

    BalasHapus